JAKARTA – Cindra Aditi, anggota Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) Den Haag, mengungkapkan perasaannya setelah Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) memecat Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari. Cindra adalah korban tindakan asusila yang diduga dilakukan oleh Hasyim Asy’ari.
Menurut Cindra, kasus ini merupakan pengalaman berat baginya. “Hal ini sangatlah tidak mudah bagi saya,” kata Cindra usai menghadiri sidang putusan DKPP di Jakarta, Rabu, 3 Juli 2024.
Cindra menyatakan dirinya sengaja datang dari Belanda untuk menghadiri sidang putusan hari ini. Dia ingin melihat langsung bagaimana perkara Nomor 90-PKE-DKPP/V/2024 diselesaikan. “Sekarang adalah buktinya. Semua keadilan itu ditegakkan oleh DKPP,” ujarnya.
Lebih lanjut, Cindra mengungkapkan bahwa butuh waktu dan keberanian untuk mengakui bahwa dirinya adalah korban tindak asusila. “Butuh kekuatan hati dan kesabaran untuk menengok kembali dan menyusunnya sebagai kepingan yang utuh,” tuturnya.
Cindra juga menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang membantunya dalam penyelesaian kasus ini. “Saya akan menyesal jika tidak mengambil langkah apa pun dan terus teringat akan rasa tidak berdaya yang saya alami,” ucapnya.
Aristo Pangaribuan, ketua tim kuasa hukum Cindra Aditi, menjelaskan bahwa kliennya sengaja datang ke Indonesia untuk menyaksikan sidang ini secara langsung. Awalnya, Cindra enggan mengekspos dirinya ke publik, namun setelah berkonsultasi dengan para kuasa hukumnya, ia memberanikan diri untuk tampil.
Putusan DKPP
DKPP menyatakan bahwa Hasyim Asy’ari terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap pengadu berinisial CAT. “Mengabulkan pengaduan pengadu untuk seluruhnya,” kata Ketua Majelis DKPP Heddy Lugito dalam sidang pembacaan putusan pelanggaran etik.
Dalam putusan itu, Heddy menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepada Hasyim Asy’ari. “Menjatuhkan sanksi pemberhentian tetap kepada teradu Hasyim Asy’ari selaku ketua merangkap anggota Komisi Pemilihan Umum terhitung sejak putusan ini dibacakan,” ujarnya.
Heddy meminta Presiden Joko Widodo untuk melaksanakan putusan ini paling lambat tujuh hari setelah putusan dibacakan. Dia juga meminta Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) untuk mengawasi pelaksanaan putusan ini.
Sidang DKPP ini dihadiri oleh Heddy Lugito dan empat anggota DKPP lainnya, yaitu Muhammad Tio Aliansyah, Ratna Dewi Pettalolo, J Kristiadi, dan I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi. CAT hadir bersama lima kuasa hukumnya dari LKBH-FHUI yang dipimpin Aristo Pangaribuan. Sementara itu, Hasyim Asy’ari hadir secara virtual melalui Zoom.
Latar Belakang Kasus
Cindra Aditi melaporkan Hasyim Asy’ari ke DKPP pada 18 April 2024 atas dugaan pelanggaran kode etik penyelenggara pemilu karena melakukan perbuatan asusila. Laporan ini didukung oleh LKBH FHUI dan LBH APIK. Aristo Pangaribuan menyebut Hasyim melakukan tindakan mendekati, merayu, hingga perbuatan asusila kepada kliennya sepanjang September 2023 hingga Maret 2024.
Hasyim Asy’ari sebelumnya membantah tuduhan asusila yang dilayangkan oleh Cindra dalam sidang perdana DKPP pada 22 Mei 2024. “Apa yang dituduhkan atau apa yang dijadikan dalil aduan kepada saya, saya bantah semua. Saya bantah karena apa? Memang tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya,” ucap Hasyim.
Namun, Hasyim enggan membeberkan lebih lanjut terkait pokok-pokok persidangan dan menyatakan keberatannya terhadap pemberitaan investigatif dari beberapa media yang menurutnya berasal dari pihak pengadu. “Saya nyatakan pokok-pokok perkara yang pernah disampaikan melalui media itu semuanya saya bantah di dalam persidangan,” ujar Hasyim.
Leave a Reply