Menu

Mode Gelap

Lifestyle · 3 May 2024 20:13 WIB ·

Kamar Gelap “Lab Infinity”, Singgasana Baje “Sang Eksekutor”


 Baje saat mencuci film atau klise di Lab Infinity. (Rino Hayyu Setyo) Perbesar

Baje saat mencuci film atau klise di Lab Infinity. (Rino Hayyu Setyo)

Tangannya tak berhenti memindahkan dari botol satu ke botol lain. Jemarinya dengan cepat memutar alat pembersih sambil diguyur air dari keran. Wastafel yang memang disiapkan Baje untuk mencuci sebuah kertas film. Di tengah gelapan ruangan, ia terampil memainkan sebuah alat untuk mengeksekusi kertas film tersebut di Jalan Wilis Mulya nomor 34, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.

Era digilitalisasi, bagi pria yang bernama asli Firmansyah Triwijaya justru ingin mundur ke puluhan tahun belakang. Ia bergelut dengan kegelapan dan kertas film negatif. Biasanya, film negatif ini lebih dikenal dengan klise.

Matanya yang berkacamata itu tak bisa lepas dari penghitungan waktu yang berjalan di handphonenya. Detik demi detik berputar. Waktu selesai, alarm pun berkicau. Baje harus bergegas melanjutkan proses demi proses pencucian itu.

Jika terlalu lama, kata Baje, reaksi kimia itu akan mengubah warna yang semestinya diharapkan. Kuncinya ialah ketepatan waktu untuk mendapatkan warna tepat dari sebuah foto yang dicuci dengan segala tahapan proses.

“Hobi ini mulanya dari rasa penasaran saja,” kata Baje, Jumat (3/5/2024).

Sebuah roll film yang ditemukan pada 2016 menjadi pintu gerbang hobi pria yang juga bassist band Tempo Doeloe ini. Roll film ini merupakan dokumentasinya ketika masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rupanya, klise tersebut belum sempat dicuci dan dicetak. Dan mendorong hasratnya untuk mendalami foto analog.

Ketika melihat hasil foto lawas tersebut, Baje pun nekat untuk menekuni hobi itu. Meskipun, ia mengakui hobinya ini tidak bisa dikatakan menguntungkan secara ekonomi. Akan tetapi, mulanya hanya untuk memenuhi rasa penasarannya.

“Memang hanya untuk hobi awalnya, tapi ya ada juga yang mengirimkan roll film untuk dicucikan,” imbuh Baje.

Lab Infinity saat ini mampu memproses film hitam putih (BW) dan film berwarna menggunakan metode pemrosesan C-41. Selain itu, lab ini juga mampu mencetak gambar dari film ke kertas menggunakan alat ‘enlarger’.

Lab Infinity memiliki ruang gelap yang khusus digunakan untuk memproses kertas foto dengan menggunakan cairan kimia untuk menghasilkan gambar. Namun, proses ini hanya berlaku untuk film hitam putih karena memerlukan teknik yang lebih kompleks untuk film berwarna.

Di era digital ini, praktik fotografi menggunakan klise tidaklah ekonomis. Prosesnya cukup panjang, mulai dari pencucian film hingga konversi ke format digital. Selain itu, harga bahan dan rol film saat ini sudah melambung, meningkat sekitar 100 persen dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, seperti 2018 atau 2019.

Meskipun demikian, bagi beberapa penggemar fotografi, proses ini dianggap sebagai kepuasan tersendiri. Selain dari teknik pemotretan yang digunakan, karakteristik warna dan tampilan khas film juga seringkali memberikan kejutan. Bahkan, efek terbakar di separuh frame film pertama saat ini juga menjadi favorit di kalangan milenial.

Artikel ini telah dibaca 41 kali

badge-check

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

Terdampak Efisiensi, Kemendikdasmen Pastikan Program Prioritas Berjalan

17 February 2025 - 13:33 WIB

oktana.co.id

Dewa 19: Band Legendaris yang Tetap Berjaya di Industri Musik Indonesia

17 February 2025 - 13:24 WIB

oktana.co.id

Dhito Siap Ikuti Pelantikan dan Retreat di Magelang

17 February 2025 - 13:01 WIB

oktana.co.id

Puthut EA, Penulis di Balik Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

17 February 2025 - 12:50 WIB

oktana.co.id

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu Rilis, Disambut Positif Penonton

17 February 2025 - 12:46 WIB

oktana.co.id

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Film Terbaru Hanung Bramantyo Tentang Pikiran Lelaki

17 February 2025 - 12:30 WIB

oktana.co.id
Trending di Entertainment