BLITAR – Jumlah penderita gagal ginjal di Kabupaten Blitar terus meningkat, dengan mayoritas penderita berada pada usia produktif. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar tahun 2024 mencatat ada 82 penderita gagal ginjal, dengan 54 di antaranya berusia 15 hingga 55 tahun. Sebagian besar dari mereka harus menjalani cuci darah secara rutin, bahkan ada yang harus menjalani prosedur ini setiap minggu.
Situasi ini menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr. Christine Indrawati, menyatakan bahwa pola konsumsi masyarakat yang gemar mengkonsumsi minuman sachet dan berenergi menjadi salah satu pemicu utama meningkatnya kasus gagal ginjal di usia muda.
“Pola hidup yang salah, terutama konsumsi minuman yang mengandung bahan 5P (pemanis, pengawet, penyedap, perasa, dan pewarna) secara rutin, membuat ginjal bekerja lebih keras dan rentan mengalami kerusakan,” ungkap dr. Christine, Jumat (28/6/2024).
Minuman berenergi yang mudah didapatkan di warung-warung juga menjadi pemicu utama. Banyak pasien gagal ginjal akut diketahui rutin mengkonsumsi minuman berenergi. Dr. Christine menambahkan, “Meningkatnya konsumsi minuman berenergi yang digunakan untuk menambah stamina juga berkontribusi pada kerusakan ginjal.”
Selain pola konsumsi yang tidak sehat, kurangnya keseimbangan antara olahraga, istirahat, dan kerja juga memperparah kondisi ini. Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mengimbau masyarakat untuk memperbaiki pola hidup dan pola makan, serta memperbanyak konsumsi air putih minimal dua liter per hari.
“Minuman sachet dan berenergi boleh dikonsumsi sesekali, namun jangan berlebihan dan terus-menerus dalam jangka waktu lama,” tegas dr. Christine.
Dengan meningkatnya kasus gagal ginjal di usia muda, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terhadap pola hidup sehat untuk mencegah kerusakan ginjal lebih lanjut.
Leave a Reply