KEDIRI – Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana, membuka pelatihan berbasis kompetensi yang diikuti oleh 397 peserta di Balai Latihan Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Kediri, Desa Bogo, Kecamatan Plemahan, Kamis (11/7/2024).
Mas Dhito, sapaan akrab bupati muda ini, menekankan bahwa kebutuhan masyarakat saat ini salah satunya adalah lapangan pekerjaan. Oleh karena itu, setelah pelatihan, ia meminta Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk melakukan monitoring secara berkala guna memastikan ilmu yang diperoleh tetap relevan dan digunakan.
“Hari ini kita memberikan pelatihan dan akan kita monitoring juga setelah pelatihan. Kita cek secara berkala apakah ilmunya masih terpakai atau tidak,” kata Mas Dhito.
Kepada para peserta pelatihan, Mas Dhito berpesan agar ilmu yang diperoleh selama pelatihan benar-benar diterapkan. Jika diperlukan, pihaknya siap memberikan bantuan peralatan untuk mendukung penerapan ilmu tersebut.
Pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja, mencakup berbagai bidang seperti barista, tata boga, make up artist, pijat tradisional, konten kreator, barbershop, tata busana, teknisi kendaraan, teknisi AC, dan teknik las.
“Saya tidak mau setelah latihan selesai, itu saya tidak mau. Selesai latihan harus ada hasilnya,” tegas Mas Dhito.
Kepala Disnaker Kabupaten Kediri, Ibnu Imad, menambahkan bahwa berbagai jenis pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan sumber daya manusia (SDM) pekerja yang unggul dan mampu bersaing di dunia kerja. Untuk itu, setelah pelatihan dilakukan, peserta yang memerlukan sertifikasi akan diberikan ujian kompetensi dari lembaga sertifikasi profesi.
Peserta pelatihan berasal dari berbagai latar belakang, termasuk beberapa yang sudah memiliki usaha. Ada juga peserta dari kalangan disabilitas, seperti 20 orang yang mengikuti pelatihan kompetensi pijat tradisional.
“Kemarin bersurat untuk menambah kompetensi pijat tradisional dan hari ini kita bisa akomodir 20 orang,” jelas Ibnu.
Untuk mengawal peserta yang telah menyelesaikan pelatihan, Disnaker akan bersinergi dengan dinas lain. Misalnya, untuk peserta pelatihan tata boga yang sudah bisa berproduksi, mereka akan bekerja sama dengan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Kopusmik).
“Untuk tata boga, jika mereka sudah bisa berproduksi, kita tidak akan masuk ke sana karena sudah menjadi embrio UMKM. Tentu kita akan bersinergi dengan OPD lain,” pungkas Ibnu.
Leave a Reply