KEDIRI – Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru di Kota Kediri menargetkan produksi gula sebesar 62.642 ton pada musim giling 2024. General Manager PG Pesantren Baru, Djarot Rudi Wardoyo, menyatakan bahwa target tersebut didasarkan pada rencana penggilingan tebu sebanyak 826.646 ton.
“Hingga hari ini, kami telah mencapai lebih dari 50 persen dari target yang ditetapkan. Kami berharap dukungan dan doa dari semua pihak agar target ini tercapai dan membawa berkah,” ujar Djarot di Kediri, Jawa Timur, pada Senin (12/8/2024).
Djarot menyampaikan keyakinannya bahwa target produksi akan tercapai, mengingat ketersediaan bahan baku berupa tebu masih melimpah, dan panen terus berlanjut. PG Pesantren Baru juga memperkenalkan gula pasir ritel dalam kemasan 1 kilogram, yaitu gula kristal putih dengan kualitas premium, guna memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.
Kunjungan terbaru oleh Direktur Produksi dan Pengembangan Holding Perkebunan, Dwi Suntoro, bersama dengan Direktur Operasional PT SGN, Dodik Ristiawan, memperkuat optimisme pabrik dalam mencapai target produksi. Kunjungan tersebut dilakukan untuk memantau dan mengevaluasi proses giling tahun 2024 serta melihat langsung produksi gula ritel bermerek NusaKita.
Rombongan juga meninjau stok gula yang tersimpan di gudang dan melihat proses produksi gula premium yang dilakukan oleh pabrik. Menurut Djarot, kebijakan untuk memproduksi gula premium dalam kemasan 1 kilogram merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan daya saing di pasar gula nasional.
“Dengan kunjungan tersebut, motivasi kami di PG Pesantren Baru semakin meningkat untuk mencapai target produksi yang telah ditetapkan,” tambah Djarot.
Sementara itu, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan terus menggalakkan sosialisasi terkait tata kelola tebu rakyat. Upaya ini bertujuan memperkuat bahan baku menuju swasembada gula nasional pada tahun 2030, mencakup seluruh proses dari hulu hingga hilir.
Direktur Jenderal Perkebunan Kementan, Andi Nur Alam Syah, menekankan pentingnya pengembangan tebu rakyat untuk meningkatkan produksi gula nasional. Dengan kebutuhan gula konsumsi nasional pada tahun 2024 diproyeksikan mencapai 2,93 juta ton, dan produksi gula nasional diperkirakan hanya mencapai 2,38 juta ton, terdapat kekurangan sebesar 662 ribu ton yang harus dipenuhi.
Upaya perbaikan tata kelola tebu rakyat mencakup berbagai aspek mulai dari pengelolaan benih, pupuk, pengairan, pemeliharaan, mekanisasi, hingga penyediaan permodalan. Selain itu, penguatan kelembagaan petani dilakukan untuk meningkatkan daya saing dan posisi tawar mereka terhadap pabrik dan pedagang gula.
“Dengan kebijakan pengembangan tebu rakyat ini, kami optimis swasembada gula nasional dapat tercapai, sebagaimana diamanatkan dalam Perpres No 40 Tahun 2023 tentang percepatan swasembada gula nasional dan penyediaan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (biofuel),” ujar Andi Nur.
Leave a Reply