Menu

Mode Gelap

News · 25 Jan 2024 16:02 WIB ·

Akademisi Unair Soroti Etika Dalam Debat Pilpres


 Dr. Suko Widodo, akademisi Universitas Airlangga. Perbesar

Dr. Suko Widodo, akademisi Universitas Airlangga.

Pakar Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Dr. Suko Widodo menjelaskan etika debat dalam debat dalam forum Pilpres 2024. Debat Cawapres pada Minggu (21/1/2024) lalu masih menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Debat yang melibatkan tiga Cawapres, Muhaimin Iskandar, Gibran Rakabuming Raka dan Mahfud MD tersebut banyak menuai kontroversi.

Menurut Suko, debat yang menjadi tradisi di setiap Pemilu merupakan salah satu yang efektif untuk menemukan pemikirian setiap calon pemimpin. Sehingga, melalui debat masyarakat bisa menilai calon pilihan mereka.

“Bagaimana kita bisa mem-promote atau mempresentasikan ide-ide agar bisa diterima orang banyak dengan argumentasi-argumentasi,” katanya, Rabu (23/1/2024).

Selain tema, Suko mengatakan jika cara berkomunikasi juga perlu diperhatikan. Misalnya tidak dengan menggunakan bahasa yang sulit dimengerti.

“Yang bicara harus mengerti sehingga peserta dan lawan bisa mengikuti alur berpikir. Sehingga nanti akan keluar argumentasi sanggahan atau usulan yang masuk akal terhadap ide itu,” tuturnya.

Menurutnya, tujuan debat sendiri yakni saling adu gagasan, ide dan pikiran. Maka, yang menjadi poin pentingnya adalah fokus terhadap tema yang diangkat.

“Gestur-gestur berlebihan itu tidak menjadi perlu di dalam suatu debat,” ungkap akademisi Ilmu Komunikasi tersebut.

Baginya, komunikasi itu menyangkut tiga unsur. Mulai dari logika, etika, juga estetika. Sehingga gaya komunikasi menjad penting. Sementara itu, terkait penggunaan istilah, memang bisa menjadi suatu strategi. Tapi, tidak berada di level yang tinggi.

“Strategi debat itu terdiri dari level 1 sampai 6, mestinya semakin matang berpikirnya semakin bijak. Pengambilan policy itu pada level 6, bukan teknis atau level 1. Itu baru menunjukkan kualitas orang,” jelasnya.

Seperti hanya dalam peraturan KPU di debat capres maupain cawapres. Menurut Suko, penggunaan istila-istilah harus dijelaskan supaya audiens debat juga paham.

“Sehingga masyarakat dapat menilai calon pemimpin yang akan mereka pilih pada 14 Februari mendatang,” tandasnya.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

badge-check

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

Terdampak Efisiensi, Kemendikdasmen Pastikan Program Prioritas Berjalan

17 February 2025 - 13:33 WIB

oktana.co.id

Dewa 19: Band Legendaris yang Tetap Berjaya di Industri Musik Indonesia

17 February 2025 - 13:24 WIB

oktana.co.id

Dhito Siap Ikuti Pelantikan dan Retreat di Magelang

17 February 2025 - 13:01 WIB

oktana.co.id

Puthut EA, Penulis di Balik Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

17 February 2025 - 12:50 WIB

oktana.co.id

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu Rilis, Disambut Positif Penonton

17 February 2025 - 12:46 WIB

oktana.co.id

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Film Terbaru Hanung Bramantyo Tentang Pikiran Lelaki

17 February 2025 - 12:30 WIB

oktana.co.id
Trending di Entertainment