JEMBER – Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jember, terjadi deflasi pada bulan Mei 2024. Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi ini. Beras merupakan salah satu komoditas utama yang menyebabkan deflasi dengan andil sebesar 0,26 persen, selain tomat, cabai rawit, tarif kereta api, dan shampo. Meskipun saat ini beras menyumbang deflasi, kenaikan harga beras perlu diwaspadai pada bulan Juni mendatang.
Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, menyampaikan bahwa deflasi di Kabupaten Jember pada bulan Mei 2024 mencapai 0,07 persen secara month-to-month (m-to-m). “Ini tidak seperti biasanya terjadi inflasi, ini terjadi deflasi,” ujarnya.
Tri Erwandi menjelaskan bahwa sebelumnya kebutuhan pokok seperti beras mengalami kenaikan harga secara terus-menerus. Namun, pada panen raya di bulan Mei, harga beras mengalami penurunan. “Namun, Bulog mengindikasikan bahwa harga gabah juga naik, ini memberikan peringatan bahwa harga beras bisa naik lagi bulan depan. Oleh karena itu, tim OPD harus segera merumuskan langkah untuk menjaga harga tetap terkendali,” jelasnya.
Selain beras, beberapa komoditas lain masih menyumbang inflasi, seperti bawang merah, cabai merah, telur ayam ras, dan jagung manis. Kenaikan harga komoditas ini perlu dicermati, terutama menjelang Iduladha, di mana permintaan biasanya meningkat signifikan. Jika ketersediaan tidak mencukupi, kenaikan harga dapat terjadi.
“Menjelang Iduladha, kebutuhan akan bumbu dapur meningkat. Hal ini bisa memicu kenaikan harga dan menjadi penyumbang inflasi di Kabupaten Jember pada bulan Juni,” tegas Tri Erwandi.
Menurutnya, permintaan yang tinggi untuk kebutuhan bumbu dapur dan bahan makanan lainnya menjelang Iduladha berpotensi menyebabkan kenaikan harga dan inflasi di Kabupaten Jember pada bulan Juni. Oleh karena itu, langkah antisipasi dan pengendalian harga menjadi sangat penting untuk menjaga stabilitas ekonomi daerah.
Leave a Reply