Hingga awal bulan Mei 2024, tercatat 5 ekor sapi di Kabupaten Kediri telah mati akibat terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Jumlah sapi yang mati ini, berdasarkan catatan kami, terdapat 34 kasus PMK yang menimpa sejumlah hewan ternak di wilayah Kabupaten Kediri,” ungkap Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih.
Tutik menjelaskan bahwa kasus PMK terbanyak terjadi pada hewan ternak jenis sapi, yang tersebar di 7 hingga 8 kecamatan. Dari 5 ekor sapi yang meninggal, berasal dari Desa Tiron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.
“Kenaikan kasus PMK ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran para peternak dalam memberikan vaksinasi kepada hewan ternak mereka. Mereka baru sadar atau mau memberi vaksin ketika sudah ada sapi yang terjangkit, padahal seharusnya ini bisa dicegah,” tambahnya.
Seorang peternak, Agus Mujiono, dari Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, mengklaim bahwa ternaknya dalam kondisi sehat karena selalu diberi asupan gizi tambahan dan vaksinasi.
“Sapi-sapi kami sehat semua. Kami memberikan jamu empon-empon seperti campuran kunyit dan madu untuk meningkatkan imunitas mereka, sehingga sapi-sapi ini memiliki nafsu makan tinggi dan berdampak positif pada peningkatan bobot mereka antara enam hingga 7 kuintal per ekor,” ungkap Agus.
Namun, Agus mengaku tidak berani menambah pasokan hewan ternak yang dijualnya saat ini karena harga pakan ternak sedang mengalami kenaikan.
Leave a Reply