LUMAJANG – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, mengalami beberapa kali erupsi dengan letusan mencapai ketinggian 600 hingga 800 meter di atas puncak pada Senin pagi.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.35 WIB, meskipun secara visual tidak terlihat karena tertutup kabut, letusan tersebut terekam di seismograf. Hingga laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.
“Gunung Semeru kembali erupsi pukul 01.17 WIB, dan meskipun visual letusan tidak teramati, erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 133 detik,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Ghufron Alwi, di Lumajang, Senin.
Pada pukul 01.48 WIB, erupsi kembali terjadi dengan tinggi letusan sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal menuju utara dan barat laut. Erupsi ini terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 96 detik.
Erupsi berikutnya terjadi pada pukul 02.56 WIB dengan tinggi letusan 800 meter di atas puncak, disertai abu vulkanik yang teramati berwarna kelabu dan bergerak ke arah utara dan timur laut. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 124 detik.
Gunung Semeru kembali erupsi pada pukul 04.03 WIB dan 04.30 WIB, namun visual letusan tidak teramati. Meskipun demikian, erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 110 detik.
Pada pukul 05.44 WIB, erupsi terjadi lagi dengan kolom abu vulkanik mencapai 800 meter di atas puncak. Kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal menuju utara dan barat laut, terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 108 detik.
Erupsi terus berlanjut hingga pukul 07.50 WIB, dengan tinggi kolom abu mencapai 700 meter. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dan bergerak ke arah utara dan timur laut, dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 115 detik.
Hingga pukul 09.00 WIB, tercatat delapan kali erupsi, namun aktivitas warga di lereng Gunung Semeru tetap berjalan normal.
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Hendra Gunawan, mengatakan bahwa petugas terus melakukan evaluasi terhadap aktivitas Gunung Semeru dan statusnya masih berada pada Level III atau Siaga.
“Kami merekomendasikan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dari puncak,” kata Hendra.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Warga juga dilarang beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan bahaya lontaran batu (pijar). Selain itu, masyarakat diminta waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Leave a Reply