SURABAYA – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi potensi gempa megathrust di sepanjang pesisir pantai selatan provinsi tersebut. BPBD, bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), telah memasang sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) serta sirine di beberapa titik strategis.
Kepala BPBD Jatim, Gatot Soebroto, menjelaskan bahwa pemasangan EWS ini bertujuan untuk meminimalkan risiko korban jiwa jika gempa megathrust terjadi. “BPBD dan BMKG telah memasang sistem heliponik serta sirine di sepanjang pesisir pantai selatan untuk mengantisipasi kemungkinan gempa megathrust,” ujar Gatot.
Pantai selatan Jawa Timur merupakan kawasan yang sering dikunjungi masyarakat, sehingga pemasangan sistem peringatan ini menjadi sangat krusial. Selain sirine dan EWS, rambu-rambu evakuasi juga dipasang di area tersebut. “Rambu-rambu ini penting agar baik penduduk lokal maupun pengunjung dari luar wilayah dapat segera mengevakuasi diri jika terjadi gempa,” tambah Gatot.
Selain pemasangan EWS, BPBD Jawa Timur juga melakukan pengawasan ketat terhadap konstruksi bangunan di wilayah rawan gempa. Langkah ini dilakukan untuk memastikan bangunan-bangunan tersebut memenuhi standar keamanan, sehingga kerusakan dapat diminimalkan jika terjadi gempa.
Gatot juga menekankan agar masyarakat tidak panik, namun tetap waspada dan selalu mengikuti informasi dari sumber resmi seperti BPBD dan BMKG. “Masyarakat harus mengandalkan informasi dari lembaga yang berwenang untuk menghindari hoaks dan informasi yang tidak jelas,” tegasnya.
Leave a Reply