JEMBER – Fenomena awan langka yang terlihat di beberapa wilayah Kabupaten Jember pada Selasa (4/6) pagi, telah menjadi perbincangan hangat di jagad maya. Banyak warga yang mengaitkan fenomena ini dengan cuaca ekstrem.
Salah seorang warga, Yulio (23) dari Kecamatan Kaliwates, menyebutkan bahwa awan yang membentuk lingkaran dan menyerupai pulau di bagian tengah tersebut, mungkin berkaitan dengan cuaca ekstrem yang terjadi akhir-akhir ini. “Mungkin kejadian ini ada kaitannya dengan cuaca yang terjadi akhir-akhir ini, kadang-kadang panas, lalu tiba-tiba hujan, dan juga mungkin ada kaitannya dengan ombak tinggi yang terjadi,” ujar mahasiswa dari salah satu kampus negeri tersebut.
Namun, Petugas Pengamat Cuaca Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi, Pos Meteorologi Jember, Dhiyaur Firdausy, menjelaskan bahwa fenomena tersebut adalah fenomena awan biasa dan tidak memiliki kaitan dengan cuaca ekstrem maupun gelombang air laut yang tinggi. “Fenomena awan kemarin itu hal biasa, tidak berbahaya dan tidak berkaitan dengan tingginya gelombang air laut. Hal itu juga bukan pertanda akan datangnya hujan lebat,” jelas Dhiyaur Firdausy.
Menurut penjelasan dari berbagai media, awan tersebut termasuk dalam jenis awan altocumulus, yang kemudian diikuti oleh cirrocumulus dan stratocumulus. Fenomena ini dikenal sebagai awan cavum.
Awan cavum terbentuk ketika pesawat terbang melintasi lapisan awan cumuliform yang tipis, sehingga menyebabkan glasiasi atau pembentukan partikel es dari tetesan air awan. Proses ini menciptakan celah awan yang menyerupai lubang, di mana partikel es turun dari ketinggian. Kecepatan angin di ketinggian juga bisa menyebabkan bentuknya melengkung.
Fenomena ini memang menarik perhatian banyak orang, namun para ahli meteorologi memastikan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan terkait dampaknya terhadap cuaca. Fenomena awan ini adalah kejadian alam yang biasa dan tidak menimbulkan bahaya.
Leave a Reply