SURABAYA – Kerusuhan yang terjadi di Kedung Cowek, Surabaya, pada Jumat (31/05/2024), usai laga Final Liga 1 antara Persib Bandung dan Madura United, diduga kuat dipicu oleh ejekan yang beredar di akun TikTok. Akun tersebut diketahui milik FCV, yang diasosiasikan dengan kelompok suporter Bobotoh Viking dari Persib Bandung.
Salah satu pelaku yang diamankan polisi, MST, mengungkapkan bahwa konflik bermula dari provokasi di akun TikTok FCV. “Pertama dari akun TikTok FCV mulai ada kata-kata ‘kita pukul ratakan Surabaya’. Selain itu, di Perak juga ada oknum yang mengacungkan jari tengah kepada suporter Persebaya saat mereka berangkat di Jalur Perak,” ungkap MST dalam konferensi pers di Mapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Selasa (4/6/2024).
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak, Iptu M. Prasetyo, menjelaskan bahwa kerusuhan tersebut bermula dari upaya sweeping oleh oknum suporter Surabaya terhadap Bobotoh yang hendak kembali dari Stadion Bangkalan. Keputusan sweeping ini muncul setelah adanya saling ejek antara oknum suporter Bonek dan Bobotoh di media sosial TikTok.
“Sebelumnya ada aksi saling tantang di media sosial TikTok antara akun suporter Persib dan Bonek Persebaya Surabaya. Kemudian muncul ajakan untuk melakukan sweeping kendaraan yang diduga membawa suporter Persib,” jelas Prasetyo.
Oknum suporter Bonek kemudian bergerak ke Jalan Kedung Cowek dan menutup akses keluar Jalan Suramadu menggunakan pot bunga dan rambu-rambu lalu lintas yang mereka rusak. Tindakan ini menyebabkan antrean panjang kendaraan di Jembatan Suramadu.
“Saat petugas mencoba membubarkan mereka, para oknum suporter justru melawan dengan melempari batu, balok kayu, dan pecahan pot,” tambah Prasetyo.
Meskipun mengatasnamakan Bonek, polisi mencatat bahwa para pelaku yang diamankan tidak membawa atribut suporter Persebaya. Kejadian ini mencerminkan bagaimana provokasi di media sosial dapat memicu konflik fisik yang berujung pada kerusuhan.
Leave a Reply