Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa pada Agustus 2023, sekitar 9,9 juta anak muda Indonesia usia 15-24 tahun tidak aktif secara produktif, dari total 44,47 juta anak muda usia tersebut, atau sekitar 22,25%. Mereka termasuk dalam kategori Not in Employment, Education, or Training (NEET), yang berarti tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan.
Data BPS menunjukkan bahwa dari total 9,9 juta anak muda NEET, sekitar 6,45 juta adalah perempuan (28,91%) dan 3,45 juta adalah laki-laki (15,53%). Persentase ini mengalami penurunan sekitar 0,97% dari periode Agustus 2022.
Berdasarkan lokasi, sebanyak 5,2 juta anak muda NEET tinggal di daerah perkotaan, sementara 4,6 juta tinggal di pedesaan. Jika dilihat dari rentang usia, terdapat sekitar 3,4 juta anak muda NEET berusia 15-19 tahun dan 6,4 juta berusia 20-24 tahun.
Meskipun angka pengangguran turun, pada Februari 2024, terdapat 7,2 juta pengangguran di Indonesia. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Februari 2024 sebesar 4,82%, lebih rendah dari Februari 2023 dan bahkan lebih rendah dari sebelum pandemi Covid-19 pada Februari 2020 yang mencapai 4,94%.
Pada Februari 2024, terdapat 214 juta penduduk usia kerja di Indonesia, naik 2,41 juta dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 149,38 juta merupakan angkatan kerja, naik 2,76 juta orang.
Meskipun terjadi penurunan, tantangan tetap besar dalam mengurangi jumlah anak muda NEET dan pengangguran di Indonesia. Perlu langkah-langkah yang lebih konkret dan terkoordinasi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan sektor swasta untuk menciptakan peluang kerja dan pendidikan yang lebih baik bagi anak muda Indonesia.
Leave a Reply