KEDIRI – Harga cabai rawit di Pasar Induk Pare, Kabupaten Kediri, melonjak drastis hingga mencapai 40% lebih. Saat ini, harga cabai rawit telah mencapai Rp40.000 per kilogram dan diprediksi akan terus naik akibat menurunnya produksi karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Kenaikan harga yang mencapai 43 hingga 44 persen dari harga normal ini menandakan para petani cabai rawit telah meraup keuntungan. Namun, keuntungan yang didapat tidak sepenuhnya optimal karena hasil panen yang menurun serta tingginya biaya irigasi menggunakan pompa air saat cuaca panas.
Ketua Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI) Kabupaten Kediri, Suyono, mengungkapkan, “Kenaikan harga ini sudah mencapai 43 hingga 44% dari harga normal. Petani seharusnya mendapatkan keuntungan sekitar 40%, namun karena produksi yang menurun, keuntungan yang diperoleh hanya sekitar 30%.”
Sementara itu, Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Marsudi Tani Desa Brenggolo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, Bagus Ananto, mengatakan bahwa petani cabai di Desa Brenggolo belum memasuki masa panen raya dan kenaikan harga cabai di bulan Juli sudah diprediksi sebelumnya.
“Kenaikan harga ini memang sudah kami prediksi untuk bulan Juli. Di sentra-sentra produksi cabai, baik di dataran rendah maupun tinggi, stok mulai menipis. Kabupaten Kediri menjadi barometer nasional untuk harga cabai, dan saat ini harga mulai merangkak naik,” ujar Bagus.
Suyono menambahkan bahwa dengan kenaikan harga cabai saat ini, petani hanya memperoleh keuntungan yang sedikit dibandingkan saat produksi normal. Kenaikan harga cabai rawit diprediksi akan terus terjadi hingga pertengahan bulan Juli 2024.
Leave a Reply