SURABAYA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) menegaskan bahwa pihaknya tidak terlibat dalam pencopotan jabatan Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof. Budi Santoso.
“Kemenkes menegaskan bahwa Kemenkes tidak membawahi Unair. Pun terkait informasi Kemenkes mengontak rektor Unair untuk mencopot Dekan FK itu hoax,” kata Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, dalam keterangannya.
Syahril juga membantah informasi yang menyebut Kemenkes RI akan mendatangkan 6 ribu dokter asing ke Indonesia.
Sementara itu, Syahril menjelaskan bahwa kehadiran dokter spesialis jantung dari Arab Saudi yang melakukan praktik di RS Adam Malik, Medan, Sumatera Utara, adalah tim dokter yang mendapat publikasi luas untuk melakukan operasi jantung kompleks.
“Mereka menyelamatkan nyawa 30 anak di Sumatera Utara secara gratis. Tindakan operasi jantung untuk anak itu baru pertama kali dilakukan di Pulau Sumatera. Selama ini, penderita jantung kompleks dirujuk ke Jakarta, yang memberatkan secara finansial. Dan tidak ada dokter spesialis di sana,” jelasnya.
Syahril, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama RS Fatmawati, mengaku menyayangkan sikap beberapa dokter lokal yang menolak kedatangan tim dokter spesialis jantung dari Arab Saudi di Sumatera Utara tersebut.
“Padahal mereka menyelamatkan nyawa manusia, bukan mengambil lahan dokter,” pungkasnya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pihak Unair Surabaya membenarkan adanya pencopotan jabatan Dekan FK Budi Santoso setelah menolak kebijakan praktik dokter asing di Indonesia.
Budi resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai Dekan FK Unair Surabaya per 27 Juni 2024. Kabar tersebut beredar luas melalui pesan berantai di grup WhatsApp tentang keputusan kampus untuk Budi.
Leave a Reply