Usulan pembangunan Tol Probowangi di Situbondo menuai pro kontra, terutama dari Kepala Balai Taman Nasional (TN) Baluran, Johan Setiawan, yang menyambut baik usulan penolakan pembangunan tol tersebut di Situbondo. Johan Setiawan menilai bahwa pembangunan tol hanya sampai di Situbondo akan lebih menguntungkan masyarakat setempat, terutama UMKM dan kawasan konservasi TN Baluran.
Menurut Johan, pembangunan tol yang hanya sampai di Situbondo akan menguntungkan masyarakat di sana karena jika tol ini dilanjutkan hingga ke Banyuwangi, dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat setempat. Pembangunan tol yang hanya melalui Situbondo akan menyebabkan banyak UMKM gulung tikar dan kawasan TN Baluran akan terdampak dengan fragmentasi habitat yang mengancam keberlangsungan satwa liar.
Dia juga menyebutkan bahwa kajian dari Profesor Satiawan dari UGM yang telah dijadikan dokumen resmi oleh Kementerian PUPR menyatakan bahwa pembangunan tol Probowangi harus dilakukan secara elevatif sepanjang 13,6 kilometer. Hal ini juga sesuai dengan dokumen resmi Kementerian PUPR yang menunjukkan rencana pembangunan flyover di atas TN Baluran jika tol ini dibangun.
Meskipun survei tanah telah dilakukan, namun desainnya tidak sesuai dengan kajian awal dan lebih mahal sekitar Rp 6 triliun. Johan mendukung usulan Nasim Khan untuk mengakhiri pembangunan tol sampai Corah Kalak Asembagus saja, tanpa melanjutkannya ke Banyuwangi, sehingga konservasi hutan dan satwa liar dapat terlindungi dengan baik.
Usulan pembangunan Tol Probowangi di Situbondo menuai pro kontra, terutama dari Kepala Balai Taman Nasional (TN) Baluran, Johan Setiawan. Johan menyambut baik usulan penolakan pembangunan tol hanya sampai di Situbondo, dengan alasan untuk kepentingan masyarakat Situbondo, terutama UMKM dan kawasan konservasi TN Baluran.
Menurut Johan, pembangunan tol hanya sampai di Situbondo akan lebih menguntungkan masyarakat setempat. Jika tol ini dilanjutkan hingga ke Banyuwangi, dampaknya akan terasa bagi masyarakat setempat, termasuk UMKM dan kawasan TN Baluran. Johan menyoroti potensi gulung tikarnya banyak UMKM dan dampak fragmentasi habitat serta menyusutnya habitat satwa liar.
Johan mengacu pada kajian Profesor Satiawan dari UGM yang telah dijadikan dokumen resmi oleh Kementerian PUPR. Kajian ini menunjukkan bahwa pembangunan Tol Probowangi harus dilakukan secara elevatif sepanjang 13,6 kilometer. Dokumen resmi tersebut juga merencanakan pembangunan fly over di atas TN Baluran jika tol ini dibangun.
Meskipun survei tanah telah dilakukan, namun desainnya tidak elevatif seperti desain sebelumnya, karena alasan biaya yang lebih mahal sekitar Rp 6 triliun. Johan mendukung usulan Nasim Khan untuk mengakhiri pembangunan tol sampai Corah Kalak Asembagus saja, tanpa melanjutkannya ke Banyuwangi, untuk menjaga konservasi hutan dan keberadaan satwa liar di TN Baluran.
Leave a Reply