SURABAYA – Kisah tragis seorang perempuan di Surabaya yang menjadi korban teror dan pelecehan seksual oleh teman SMP selama 10 tahun kini akan diadaptasi menjadi film layar lebar. Cerita yang sempat viral ini diumumkan oleh rumah produksi Soraya Intercine Films melalui akun Instagram mereka, @sorayaintercinefilms. Film ini akan disutradarai oleh Sunil Soraya.
Meski belum ada kepastian mengenai tanggal penayangannya, Soraya Intercine Films mengumumkan bahwa film tersebut akan berjudul “Nimas Neraka 10 Tahun”. “Soraya Intercine Films telah memiliki hak adaptasi cerita ‘Nimas Neraka 10 Tahun’ kisah nyata seorang gadis yang diteror obsesi selama 10 tahun,” tulis mereka dalam keterangan unggahannya.
Judul ini diambil dari cerita asli yang diungkapkan oleh Nimas, yang viral melalui media sosial X. Dalam video yang diunggah Soraya Intercine Films, Nimas menceritakan bagaimana dia diteror selama 10 tahun oleh teman SMP-nya, Adi Pradita. “Aku adalah yang punya cerita aku kasih kamu 5000, tapi kamu kasih aku neraka 10 tahun. Di tweetnya dulu, dia bilang ke aku ‘kamu itu sudah jodohku, dan kamu nggak akan pernah bisa nikah sama siapapun kalau nggak sama aku,” ujar Nimas.
Adi Pradita, yang selama ini meneror dan melakukan pelecehan seksual berbasis gender online (KBGO) terhadap Nimas, telah ditangkap oleh Polda Jatim pada Selasa (21/5/2024). Adi kini ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana ITE terkait kesusilaan, pengancaman, kekerasan seksual, dan pornografi.
Adi disangkakan melanggar Pasal 45 ayat 1 juncto Pasal 27 ayat 1 dan Pasal 45 (b) juncto Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE, sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas UU 11 Tahun 2008 tentang ITE, dengan ancaman hukuman enam tahun penjara atau denda Rp1 miliar.
Nimas mengungkapkan bahwa Adi adalah teman SMP yang pernah dia bantu dengan memberi uang Rp5 ribu untuk makan di kantin. Sejak saat itu, Adi mengaku mencintai Nimas dan terobsesi, sehingga melakukan teror dan pelecehan seksual KBGO dari tahun 2016 hingga 2024. Dalam pengakuannya saat ditangkap oleh Subdit V Siber Ditreskrimsus Polda Jatim, Adi mengaku menyesal dan mengaku melakukan perbuatan tersebut karena “cinta mati”.
Nimas dan Adi sama-sama warga Surabaya dan merupakan alumni SMPN 34 Surabaya. Kisah tragis ini diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada masyarakat mengenai bahaya pelecehan dan teror berbasis gender, serta pentingnya tindakan tegas terhadap pelaku kejahatan tersebut.
Leave a Reply