MALANG – Pengamat politik dari Universitas Brawijaya, Wawan Sobari, menilai bahwa Krisdayanti tidak bisa hanya mengandalkan popularitasnya sebagai artis dalam kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Batu 2024. Menurut Wawan, popularitas di panggung nasional memang menjadi salah satu pertimbangan PDI Perjuangan dalam memberikan surat tugas kepada Krisdayanti.
“Saya melihat PDI Perjuangan sangat mempertimbangkan popularitas Krisdayanti sebagai artis,” ujar Wawan di Kota Malang, Senin (5/8/2024).
Namun, lanjut Wawan, popularitas hanyalah langkah awal. Krisdayanti perlu bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitasnya di Kota Batu. Popularitas saja tidak cukup untuk memenangkan hati pemilih lokal. Krisdayanti harus bersaing ketat dengan tokoh lokal seperti Firhando Gumelar atau Mas Gum yang sudah mendapatkan dukungan dari tiga partai besar, yaitu PAN, Golkar, dan Demokrat.
Ketiga partai tersebut memiliki total tujuh kursi di DPRD Kota Batu hasil Pemilu 2024, dengan rincian PAN dua kursi, Golkar empat kursi, dan Demokrat satu kursi. Sementara itu, PDI Perjuangan memperoleh enam kursi pada Pemilu 2024.
Langkah PDI Perjuangan untuk mengusung Krisdayanti di Pilkada Kota Batu menandakan adanya pergeseran tren dalam partai berlambang banteng tersebut. Biasanya, PDI Perjuangan lebih sering memasang kader daerah yang sudah teruji baik dari segi elektabilitas maupun popularitas.
“Meskipun dia artis dan populer, Krisdayanti harus berjuang keras karena pesaingnya juga kuat,” tambah Wawan.
Meskipun demikian, Wawan tidak menampik bahwa surat tugas untuk Krisdayanti bisa jadi strategi PDI Perjuangan untuk mengoptimalkan mesin partai menjelang Pilkada 2024.
“Kenapa tidak lagi merekomendasikan Bu Dewanti Rumpoko yang masih memiliki banyak loyalis di Batu? Ini menjadi pertanyaan. Mungkin PDI Perjuangan ingin menghadirkan wajah baru dari panggung nasional ke daerah, dan ini kondisi yang wajar,” pungkasnya.
Leave a Reply