Menu

Mode Gelap

Bisnis · 2 May 2024 13:35 WIB ·

Kritik Bulog, KTNA Nilai Penyerapan Gabah Petani Tak Maksimal


 Kritik Bulog, KTNA Nilai Penyerapan Gabah Petani Tak Maksimal Perbesar

Kinerja penyerapan gabah petani oleh Perum BULOG belum optimal meskipun panen padi melimpah. Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Yadi Sofyan Noor mempertanyakan kinerja BULOG dalam hal ini.

Menurut Yadi, pada masa panen raya awal 2024, BULOG kalah bersaing dengan pedagang beras dalam membeli gabah petani, dan terlihat mengandalkan impor dalam pengadaan cadangan beras.

Yadi mempertanyakan alasan BULOG untuk tidak menyerap gabah petani, mengingat pedagang mampu melakukannya tanpa kendala. Menurutnya, alasan seperti potensi rebutan gabah karena periode panen yang pendek tidaklah logis.

Hal ini menyebabkan antrean panjang untuk masuk ke proses pengeringan dan penggilingan BULOG serta adanya dampak dari situasi pupuk di tahun 2023 dan awal 2024.

Yadi menilai sikap BULOG yang menyalahkan situasi untuk menutupi kinerja buruknya dalam menyerap gabah petani adalah aneh. Padahal, jika diberi tugas melakukan impor beras, BULOG sangat bersemangat mencari ke berbagai negara.

Perum BULOG sudah sering diingatkan agar membeli ke petani pada saat panen raya untuk disimpan sebagai stok. Sebaiknya BULOG menyerap gabah, bukan beras, karena petani memiliki hasil panen gabah, bukan beras.

Ini adalah momentum tepat untuk BULOG menyerap gabah petani, mengingat sudah ada kebijakan fleksibilitas harga gabah petani Rp 6.000 per kilogram. Saat gadu melepas stok, BULOG seharusnya tidak melakukan kebalikannya.

Sebelumnya, Dirut Perum BULOG Bayu Krisnamurthi menyebut dua tantangan besar dalam menyerap gabah petani. Tantangan pertama adalah periode panen raya tahun 2024 yang pendek. Para petani berusaha memasukkan gabahnya ke pengering BULOG dan penggilingan beras secara bersamaan, karena cuaca yang tidak mendukung untuk menjemur gabah. Mesin pengering yang terbatas juga menjadi kendala.

Faktor kedua adalah kualitas gabah yang tidak optimal akibat kelangkaan pupuk di 2023 dan awal 2024. Gabah yang tidak memenuhi syarat mutu tidak dapat diserap sebagai cadangan beras pemerintah. Pupuk yang langka membuat kualitas gabah menjadi buruk dengan banyaknya pecah dan kuning.

Artikel ini telah dibaca 4 kali

badge-check

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

Lifter Asal Kediri, Bima Aji Ramadhani Sumbang 1 Perak dan 2 Perunggu di Kejurnas Angkat Besi Senior 2025

19 May 2025 - 11:46 WIB

oktana.co.id

Hari Buku Nasional, Terungkap Penerbit Buku Tertua di Indonesia Berasal dari Kediri

17 May 2025 - 12:10 WIB

oktana.co.id

SPMB 2025 Dibuka, Dindik Kota Kediri Tegaskan Gratis dan Bisa Diakses Online

17 May 2025 - 11:41 WIB

oktana.co.id

Beri Paradigma Baru Sepak Bola, UN PGRI Kediri Hadirkan Pelatih Fisik Timnas Indonesia

17 May 2025 - 11:35 WIB

oktana.co.id

Jelang Porprov Jatim IX, KONI Kota Kediri Intensif Pantau Kondisi Fisik Atlet

15 May 2025 - 11:41 WIB

oktana.co.id

Fauzan Jakariya, Pelajar SMP Kota Kediri Harumkan Indonesia di Philippine Athletics Championships 2025

15 May 2025 - 11:10 WIB

oktana.co.id
Trending di Bola & Sports