Menu

Mode Gelap

News · 16 Jul 2024 11:55 WIB ·

LaNyalla Ajak Muhammadiyah Jawab Tantangan Masa Depan


 LaNyalla Ajak Muhammadiyah Jawab Tantangan Masa Depan Perbesar

SURABAYA – Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengajak warga Muhammadiyah untuk bersatu menghadapi tantangan global yang semakin kompleks. Tantangan tersebut mencakup ketidakpastian akibat ketegangan geopolitik, disrupsi teknologi, dan perubahan lingkungan yang signifikan.

“Tantangan-tantangan ini bisa berdampak serius pada stabilitas negara, menyebabkan krisis yang mendalam. Oleh karena itu, kita perlu tekad bersama yang kuat dalam mengawal perjalanan berbangsa dan bernegara,” ujar LaNyalla dalam pidato utamanya di Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PW Muhammadiyah Jawa Timur, di Surabaya, Senin.

LaNyalla menekankan bahwa tekad bersama tersebut harus dibangun melalui sarana yang memberikan ruang kedaulatan kepada rakyat sebagai pemilik negara. Ia mengusulkan agar MPR kembali menjadi Lembaga Tertinggi Negara, yang tidak hanya diisi oleh mereka yang terpilih melalui Pemilu Legislatif, tetapi juga oleh perwakilan dari seluruh elemen bangsa.

“Dengan demikian, MPR akan benar-benar menjadi penjelmaan rakyat dan para hikmat, yang menentukan arah perjalanan bangsa dengan tolok ukur mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia,” tegasnya.

Menurut LaNyalla, sistem politik yang mahal, hasil dari amendemen konstitusi tahun 1999 hingga 2002, telah menciptakan ekonomi oligarki yang mendikte kebijakan dan sistem politik. Hal ini, katanya, menyebabkan bangsa Indonesia berangsur menjadi bangsa lain, terlepas dari akar budaya yang gotong-royong dan spiritualistik-patriotis, menjadi individualistik, kapitalistik, dan materialistik-pragmatis.

“Dalam dua dekade reformasi, indikator ketidakadilan dalam bentuk kesenjangan ekonomi dan sosial semakin meningkat,” ungkapnya.

LaNyalla juga menyoroti bahwa kesenjangan dan ketidakadilan dalam penguasaan ekonomi, tanah, alat produksi, akses pendidikan, dan kesehatan telah menciptakan kemiskinan struktural yang sulit diselesaikan. Bantuan sosial dan subsidi, kata dia, hanya akan menambah beban fiskal negara yang pada akhirnya bisa mengalami krisis fiskal.

“Oleh karena itu, diperlukan jalan keluar yang memungkinkan pemerintah untuk terus membangun dengan dukungan rakyat yang kuat, melalui sistem yang kembali kepada nilai-nilai Pancasila,” tuturnya.

Sekretaris PW Muhammadiyah Jawa Timur, Prof Biyanto, menegaskan pentingnya tema amendemen UUD 1945 yang diangkat dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, wacana amendemen bukan hanya persoalan hari ini, tetapi juga penting untuk masa depan bangsa.

“Muhammadiyah memiliki jaringan kampus yang siap berkontribusi melalui riset mendalam untuk menjajaki dan mengkaji peluang perbaikan bangsa ke depan,” ujarnya.

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

Terdampak Efisiensi, Kemendikdasmen Pastikan Program Prioritas Berjalan

17 February 2025 - 13:33 WIB

oktana.co.id

Dewa 19: Band Legendaris yang Tetap Berjaya di Industri Musik Indonesia

17 February 2025 - 13:24 WIB

oktana.co.id

Dhito Siap Ikuti Pelantikan dan Retreat di Magelang

17 February 2025 - 13:01 WIB

oktana.co.id

Puthut EA, Penulis di Balik Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

17 February 2025 - 12:50 WIB

oktana.co.id

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu Rilis, Disambut Positif Penonton

17 February 2025 - 12:46 WIB

oktana.co.id

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Film Terbaru Hanung Bramantyo Tentang Pikiran Lelaki

17 February 2025 - 12:30 WIB

oktana.co.id
Trending di Entertainment