TUBAN – Produksi padi di Kabupaten Tuban mengalami penurunan signifikan pada tahun 2023, dengan penurunan sebesar 20.745 ton atau 3,14 persen dari 661.292 ton gabah kering giling (GKG) pada tahun 2022 menjadi 640.547 ton GKG pada tahun 2023.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP2P) Tuban, Eko Julianto, menjelaskan bahwa penurunan produksi ini terutama disebabkan oleh fenomena El Nino yang mengakibatkan keterlambatan waktu tanam padi. “Penurunan juga terjadi pada sektor pertanian padi di Kabupaten Tuban,” ungkap Eko Julianto.
Selain itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa luas panen padi nasional juga mengalami penurunan sebesar 0,24 juta hektar atau 2,29 persen, dari 10,45 juta hektar pada tahun 2022 menjadi 10,21 juta hektar pada tahun 2023. Produksi padi nasional turut menurun sebesar 0,77 juta ton atau 1,40 persen, dari 54,75 juta ton GKG pada tahun 2022 menjadi 53,98 juta ton GKG pada tahun 2023.
Dalam menanggapi kondisi ini, pemerintah pusat berencana mengambil kebijakan untuk mengoptimalkan kembali luas tanam padi melalui upaya percepatan dan peningkatan tanam padi. “Langkah tersebut diambil sebagai upaya menuju swasembada pangan nasional,” tambah Eko Julianto.
Di tingkat lokal, Pemkab Tuban berupaya melakukan optimalisasi lahan tadah hujan dan meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari IP 1 menjadi IP 2 bahkan IP 3. Artinya, lahan yang sebelumnya hanya bisa ditanami sekali dalam setahun akan diupayakan untuk dapat ditanami dua hingga tiga kali dalam setahun.
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan pemanfaatan air permukaan seperti air sungai, embung, dan sumber mata air lainnya. “Bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) berupa pompa air dan traktor juga diberikan untuk mempercepat dan menambah luas tanam padi di lahan yang biasanya hanya bisa ditanami sekali,” tandasnya.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan produksi padi di Kabupaten Tuban dapat kembali meningkat dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Leave a Reply