Menu

Mode Gelap

News · 26 Jul 2024 14:35 WIB ·

Salah Satu Tertinggi di Jatim, 42 Ribu Anak Jember Putus Sekolah


 Salah Satu Tertinggi di Jatim, 42 Ribu Anak Jember Putus Sekolah Perbesar

JEMBER – Kabupaten Jember mencatat angka putus sekolah yang mengkhawatirkan, dengan sekitar 42.000 anak tidak melanjutkan pendidikan. Data ini menjadikan Jember sebagai salah satu daerah dengan angka Anak Putus Sekolah (APS) tertinggi di Provinsi Jawa Timur. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal, Jarot Waluyo, pada Rabu (25/7/2024).

Jarot menyatakan bahwa angka 42.000 tersebut mencakup anak-anak yang tidak pernah bersekolah, anak-anak yang pernah bersekolah tetapi putus di tengah jalan, dan anak-anak yang tidak melanjutkan pendidikan mereka. “Untuk Jawa Timur, khususnya Kabupaten Jember, jumlah Anak Tidak Sekolah sangat tinggi, sekitar 42.000 anak. Ini mencakup mereka yang tidak pernah sekolah, putus sekolah, dan tidak melanjutkan sekolah,” ujar Jarot Waluyo.

Meski tidak menjelaskan secara rinci alasan tingginya jumlah APS, Jarot menegaskan bahwa pemerintah telah menyediakan pendidikan non formal melalui Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). “Beberapa anak tidak bersekolah karena berbagai alasan, maka pemerintah menyediakan pendidikan non formal untuk mengakomodasi mereka. Salah satu caranya melalui program ATS, yang diarahkan ke PKBM-PKBM di Kabupaten Jember,” jelas Jarot.

Jarot menambahkan bahwa PKBM adalah wadah bagi anak-anak untuk melanjutkan pendidikan, memperoleh pengetahuan dan keterampilan, serta mendapatkan ijazah. Pemerintah juga menggandeng mahasiswa dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif untuk membantu mendata dan mengatasi masalah APS. “Sebanyak 4.001 mahasiswa KKN kolaboratif diterjunkan di 248 desa di Kabupaten Jember. Tujuannya adalah melakukan pendataan APS dan mengentaskan stunting di Kabupaten Jember,” kata Jarot.

Para mahasiswa KKN kolaboratif difasilitasi dengan aplikasi yang dilengkapi data anak yang berhenti sekolah dan tidak melanjutkan pendidikan. Mereka akan melakukan pendataan ulang dan rekonsiliasi. “Kemudian mereka akan direkonsiliasi, apakah APS mau kembali ke sekolah formal atau non formal. Jika formal, kami akan mengarahkan ke sekolah terdekat, sedangkan yang non formal akan dialokasikan ke PKBM,” pungkas Jarot Waluyo.

Artikel ini telah dibaca 147 kali

badge-check

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

Pelajar Asal Mojokerto Tergulung Ombak di Pantai Drini Yogyakarta, Empat Tewas

30 January 2025 - 12:07 WIB

oktana.co.id

2 Minggu Rilis, Video Clip Memori Baik Ditonton 1,7 Juta

30 January 2025 - 11:11 WIB

oktana.co.id

Teror Pinjol Utang Rp15 Juta Picu Danang Nekat Percobaan Bunuh Diri Sekeluarga

16 December 2024 - 16:05 WIB

oktana.co.id

Anak Pertama Selamat Karena Muntahkan Susu Beracun

16 December 2024 - 16:00 WIB

oktana.co.id

HP Korban Diamankan Polres Kediri untuk Cek Aplikasi Pinjol

16 December 2024 - 15:56 WIB

oktana.co.id

Racun Tikus Merek Timex Dicampur Susu Anak untuk Percobaan Bunuh Diri di Kediri

16 December 2024 - 15:52 WIB

oktana.co.id
Trending di News