KEDIRI – Dalam rangka memperingati Hari Keamanan Pangan Sedunia serta menyambut Hari Raya Idul Adha 2024, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Kediri melaksanakan uji keamanan pangan terhadap Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) pada Rabu (12/6/2024). Kegiatan ini merupakan bagian dari instruksi Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk melakukan uji keamanan pangan secara serentak di seluruh dinas kabupaten/kota pada 7-14 Juni 2024.
Kepala DKPP Kota Kediri, Moh Ridwan, menyatakan bahwa tujuan dari kegiatan yang berlangsung di Pasar Setono Betek ini adalah untuk memastikan bahwa PSAT yang dikonsumsi masyarakat aman dari pestisida. Selain itu, uji ini juga memastikan Pangan Segar Asal Hewan (PSAH) dan Pangan Segar Asal Ikan (PSAI) terbebas dari formalin.
“Jadi kami melaksanakan uji test kit atas sepuluh komoditas yang terdiri dari delapan PSAT, satu PSAH, dan satu PSAI untuk memastikan benar-benar aman dikonsumsi masyarakat,” jelas Ridwan. Sepuluh komoditas tersebut meliputi cabai rawit, cabai merah keriting, bawang merah, bawang putih, bawang bombai, wortel, kol, sawi hijau, daging ayam, dan ikan kembung.
Uji dilakukan dengan metode rapid test menggunakan test kit pada sepuluh sampel yang diperoleh dari pedagang. Hasil uji menunjukkan bahwa dari delapan sampel PSAT, hanya kol dan sawi hijau yang negatif pestisida, sementara enam lainnya positif mengandung pestisida. Sementara itu, ikan kembung dan daging ayam dinyatakan negatif formalin.
Usai melakukan uji keamanan pangan, DKPP Kota Kediri akan mengadakan sosialisasi kepada masyarakat terkait hasil uji ini dan mendorong warga untuk melakukan optimalisasi pekarangan dengan menanam PSAT sendiri. “Setelah kita tahu bahwa hanya ada dua PSAT yang negatif pestisida maka masyarakat perlu untuk mengupayakan sendiri PSAT minimal dalam rangka optimalisasi pekarangan untuk ditanami PSAT kebutuhan sehari-hari,” ujar Ridwan.
Meski belum dilakukan uji ambang batas kandungan pestisida dalam PSAT, Ridwan berharap sosialisasi ini dapat memotivasi masyarakat untuk menanam sendiri PSAT dan mengurangi ketergantungan pada bahan pangan yang dibeli di pasar. “Dengan adanya sosialisasi ini, harapan kami masyarakat semakin termotivasi untuk menanam sendiri serta mengupayakan optimalisasi pekarangan sendiri, jadi untuk kebutuhan sayur sehari-hari tidak hanya mengandalkan beli di pasar tapi mereka lama kelamaan akan teredukasi hasil dari test kit ini,” tambahnya.
Tutik, seorang ibu rumah tangga yang menjadi pembeli di pasar tersebut, mengaku kaget dengan hasil uji DKPP. “Saya lumayan kaget sama hasil ujinya soalnya sudah terbiasa makan itu. Ya semoga saja tidak membahayakan tubuh,” ujarnya. Ia juga menyambut baik imbauan DKPP terkait optimalisasi lahan pekarangan. “Kalau menanam sendiri kan jadi tahu dikasih apa, pupuknya banyak apa tidak, merasa lebih lega,” tandasnya.
Leave a Reply