MALANG – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar workshop bertema “Potensi Bambu” guna menggali lebih dalam manfaat bambu bagi ketahanan pangan, ekonomi hijau, dan lingkungan yang berkelanjutan.
Eli Hendrik Sanjaya, S.Si., M.Si., Ph.D., Kepala Pusat Sains dan Rekayasa LPPM UM, mengungkapkan bahwa tujuan dari workshop ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang potensi bambu sebagai solusi berbagai permasalahan lingkungan dan ekonomi.
“Peran dan potensi bambu sebagai salah satu objek untuk meningkatkan ketahanan pangan, ekonomi hijau, dan lingkungan yang berkelanjutan ini sangat penting untuk dimaksimalkan,” ujar Eli pada Jumat (2/8/2024).
Workshop ini menghadirkan dua narasumber yang ahli di bidangnya: Iman Rahman Heru Wijaya, anggota tim percepatan Perhutsos UNU Blitar, dan Mastok Setyanto, pendiri Bengkel Hijau Indonesia.
Eli Sanjaya, yang juga bertindak sebagai moderator, menyoroti bahwa banyak orang hanya mengenal bambu sebagai material untuk konstruksi rumah dan peralatan tradisional, atau bahkan mengaitkannya dengan hal-hal mistis. Padahal, bambu memiliki potensi besar di berbagai bidang.
“Dalam aspek lingkungan, bambu dapat berperan dalam konservasi air, penangkapan karbon, dan mitigasi tanah longsor. Dari sisi pangan, berbagai olahan rebung memberikan manfaat nutrisi,” jelasnya.
Selain itu, bambu kaya akan antioksidan yang bermanfaat dalam bidang medis. Di sektor infrastruktur, bambu dapat digunakan untuk membangun rumah, jembatan, dan lain-lain. Kerajinan tangan seperti alat rumah tangga, mainan anak, dan souvenir juga bisa dibuat dari bambu. Dengan segala potensinya, industri bambu diyakini sangat menjanjikan untuk mendukung ekonomi hijau.
Workshop ini dihadiri oleh peserta internal UM, termasuk para Ketua Pusat, pengembang dari LPPM, serta peneliti yang fokus pada topik bambu di lingkungan UM. Acara dibuka oleh Wakil Rektor III, Prof. Dr. Munjin Nasih, M.Ag., yang menyampaikan komitmen UM dalam meningkatkan kegiatan terkait bambu. Prof. Munjin juga menegaskan adanya kerja sama penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dengan Pemkab Trenggalek yang melibatkan dosen dan mahasiswa.
“UM berkomitmen untuk meningkatkan kegiatan terkait bambu. Bahkan sudah ada kerja sama proyek penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di Kabupaten Trenggalek,” ungkap Prof. Munjin.
Diharapkan, melalui workshop ini, pengetahuan tentang potensi bambu akan meningkat dan dapat memotivasi sivitas akademik UM untuk lebih mendalami dan mengembangkan potensi bambu dalam berbagai aspek.
Leave a Reply