Menu

Mode Gelap

News · 1 Aug 2024 11:53 WIB ·

Analisis Prof Anang Sudjoko dalam Pencalonan Krisdayanti di Pilwali Batu


 Analisis Prof Anang Sudjoko dalam Pencalonan Krisdayanti di Pilwali Batu Perbesar

MALANG – Krisdayanti, diva Indonesia yang juga sempat menjadi anggota Komisi IX DPR RI periode 2019-2024, kembali terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai Wali Kota Batu pada Pilwali 2024. Meski popularitasnya di dunia hiburan sempat membantunya masuk ke parlemen, Krisdayanti gagal mempertahankan kursinya di DPR RI pada Pileg 2024.

Prof. Anang Sudjoko, pengamat komunikasi politik dari Universitas Brawijaya (UB), memberikan pandangan kritis mengenai kegagalan Krisdayanti di Pileg 2024. Menurutnya, ada dua faktor utama yang mungkin menyebabkan kekalahan tersebut.

“Pertama, terkait kemampuan Krisdayanti dalam merawat konstituen-konstituen yang selama ini mendukungnya. Jika dia memiliki kemampuan untuk merawat konstituen, tentu dia masih dipercaya untuk melenggang ke Senayan. Namun, kenyataannya tidak demikian,” ujarnya.

“Kedua, Krisdayanti dulu sempat dikenal sebagai ‘selebriti’ dalam pencalonan pemilu lima tahun lalu dengan popularitas tinggi. Namun, sekarang, sebagai artis, dia tidak lagi sepopuler dulu. Artinya, ketika dia menjadi anggota legislatif dan tetap menjalankan dunia keartisannya, hal itu tidak memberikan dampak signifikan dalam proses demokrasi pada pemilihan legislatif,” tambahnya.

Meskipun gagal di Pileg, Krisdayanti tidak menyerah dalam dunia politik. Dia kini mencalonkan diri sebagai Wali Kota Batu pada Pilwali 2024 dan telah menerima surat tugas dari DPP PDIP. Namun, apakah popularitasnya sebagai artis masih bisa membantunya memenangkan kontestasi Pilwali Batu?

Menjawab pertanyaan tersebut, Anang mengatakan peluang Krisdayanti meraih posisi Wali Kota Batu bergantung pada karakter pemilih di Kota Batu. “Kita harus melihat tipologi atau karakter masyarakat Kota Batu. Apakah mereka akan memilih hanya berdasarkan popularitas yang berujung pada elektabilitas?” ujarnya.

“Atau, masyarakat Kota Batu sudah memiliki literasi politik yang baik dalam memilih pemimpin yang tidak hanya mampu merepresentasikan keinginan mereka, tetapi juga memiliki kepemimpinan yang baik,” lanjutnya.

Prof. Anang menegaskan bahwa pengalaman Krisdayanti sebagai anggota legislatif belum tentu cukup sebagai bekal untuk memimpin pemerintahan. Tugas eksekutif, khususnya kepala daerah, jauh lebih kompleks dibandingkan tugas legislatif.

“Seorang eksekutif berbeda dengan legislatif. Legislatif hanya menyerap suara, menyampaikan, dan menegosiasi. Namun, berbicara tentang birokrasi, kepala daerah menghadapi tugas yang jauh lebih kompleks,” terangnya.

“Masalah integritas dan kapabilitas, saya melihat Krisdayanti belum memiliki kemampuan yang cukup untuk menjalankan tugas tersebut,” tutupnya.

Artikel ini telah dibaca 8 kali

badge-check

Penulis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Baca Lainnya

Terdampak Efisiensi, Kemendikdasmen Pastikan Program Prioritas Berjalan

17 February 2025 - 13:33 WIB

oktana.co.id

Dewa 19: Band Legendaris yang Tetap Berjaya di Industri Musik Indonesia

17 February 2025 - 13:24 WIB

oktana.co.id

Dhito Siap Ikuti Pelantikan dan Retreat di Magelang

17 February 2025 - 13:01 WIB

oktana.co.id

Puthut EA, Penulis di Balik Novel Cinta Tak Pernah Tepat Waktu

17 February 2025 - 12:50 WIB

oktana.co.id

Film Cinta Tak Pernah Tepat Waktu Rilis, Disambut Positif Penonton

17 February 2025 - 12:46 WIB

oktana.co.id

Cinta Tak Pernah Tepat Waktu, Film Terbaru Hanung Bramantyo Tentang Pikiran Lelaki

17 February 2025 - 12:30 WIB

oktana.co.id
Trending di Entertainment