KEDIRI – Kasus penganiayaan balita di Kediri menggemparkan warga Dusun Babakan, Desa Tugurejo. Pasangan suami istri, NA (26) dan MTM (23), tega menyiksa anak mereka yang masih balita hingga tewas. Setelah itu, keduanya mengubur jasad sang anak di samping rumah. Temuan makam ini sempat menghebohkan masyarakat setempat.
1. Awal Mula Kasus Terbongkar
Kasus ini terungkap berkat kecurigaan nenek korban, yang juga ibu dari NA. Pengakuan NA kepada keluarga besarnya di Kabupaten Nganjuk membongkar kejahatan tersebut. Sukamto (55), perangkat desa sekaligus tetangga keluarga korban di Desa Pace, Nganjuk, menuturkan bahwa NA sempat pulang ke Nganjuk untuk mengakui bahwa dia bersama suaminya telah menguburkan anak kandung mereka, FT (3), pada Minggu (23/6) setelah subuh.
2. Balita Disebut Tewas Kecelakaan
NA mengklaim bahwa anaknya meninggal karena sakit dan sempat mengalami kecelakaan. “NA mengatakan anaknya meninggal karena sakit dan kecelakaan saat pulang dari rumah sakit,” kata Sukamto, Selasa (25/6/2024).
3. Pengakuan Ibu
Sukamto sempat bertanya kepada NA mengapa dia nekat mengubur jasad anaknya tanpa melapor ke pihak desa. NA mengaku takut kepada perangkat desa dan keluarga besarnya. “NA mengatakan takut kepada orang tua dan mertua, sehingga tidak melapor kepada masyarakat,” jelas Sukamto.
4. Keluarga Lapor Polisi
Keluarga besar NA di Nganjuk yang curiga segera melapor ke perangkat desa dan bersama-sama ke TKP rumah korban di Kediri. Mereka juga melaporkan kejadian ini ke Polres Kediri, yang kemudian memutuskan membongkar kuburan dan menyelidiki kematian balita tersebut.
5. Polisi Sebut Balita Dibunuh
Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Fauzy Pratama memastikan bahwa FT merupakan korban pembunuhan. “Hasil visum menunjukkan ada luka bekas benda tumpul pada kepala korban, yang memastikan bahwa ini adalah kasus pembunuhan,” kata Fauzy, Selasa (25/6/2024).
6. Pelaku Orang Tua Balita
Fauzy memastikan bahwa pelaku yang membunuh dan menguburkan korban adalah orang tua korban sendiri. Baik NA maupun MTM telah mengakui perbuatannya. “Kedua orang tua ini mengakui perbuatannya, namun mereka memiliki peran masing-masing,” ujar Fauzy.
7. Penganiayaan Dipicu Emosi
Fauzy menjelaskan bahwa motif penganiayaan masih didalami. “Keduanya mengakui menjadi pelaku dan menganiaya karena anak memicu emosi mereka. Detail peran dan cara penganiayaan masih dalam penyelidikan,” tandas Fauzy.
Leave a Reply