LUMAJANG – Gunung Semeru yang terletak di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Rabu dini hari dengan amplitudo maksimum 22 milimeter (mm).
“Erupsi berdurasi 102 detik ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm pada pukul 01.51 WIB,” kata Ghufron Alwi, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru.
Menurut Ghufron, tinggi kolom erupsi kali ini tidak teramati dari pos pengamatan, serupa dengan dua erupsi sebelumnya. Aktivitas ini merupakan erupsi kelima Gunung Semeru sejak Selasa (6/8) pagi pukul 07.37 WIB.
Pada pagi itu, petugas pos pengamatan mencatat tinggi kolom letusan Gunung Semeru mencapai sekitar 500 meter di atas puncak, atau 4.176 meter di atas permukaan laut. Kolom abu terpantau berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal yang mengarah ke barat daya.
Gunung Semeru saat ini berstatus Waspada atau Level II. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk masyarakat terkait aktivitas vulkanik ini. Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan dalam jarak 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak. Masyarakat juga harus menjauhi radius 5 kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.
PVMBG juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Leave a Reply